#FILMOLOBITA 1 : YOWIS BEN


Salam. Wow, emejing

Hasil gambar untuk yowis ben

Oke,

First time nih, menulis tentang review film. Sebenarnya sudah dari dulu, ingin melebokkan materi review film di blog penuh sarang tumo ini, mengingat hobi saya adalah nonton film. Bagaimana ya? Rasanya kalau tidak mencium aroma popcorn CGV, saya bisa tipes. Tapi ya sekali lagi, karena agenda saya banyak termasuk memikirkan Bambang Triatmojo sedang makan apa hari ini , ya akhirnya maju mundur cantik.

Hasil gambar untuk kumpulan meme lucu syahrini maju mundur cantik

Tapi kemarin, setelah nonton film yang awalnya banyak disangsikan orang gara gara masalah “kebhinekaan” ini, saya jadi gregetan pingin cepat cepat pulang dan nulis review tentang film Yowis Ben. Oh iya, perlu dijelasken bahwa saya menulis dari sudut pandang awam, bukan expertis. Jadi yang lebih banyak saya ulas, ya sebagaimana kapasitas otak saya saja wak.

Oke, preambule dulu keknya lah ya.

Saya mengikuti Bayu Skak, dari jaman SMA. Saya tahu karena doski suka bikin video lucu berbahasa jawa—lebih tepatnya jawa timur-malangan—di youtube. Berhubung bahasanya sama dengan Bahasa sehari hari saya, jadilah Bayu Skak sebagai salah satu Man Crush Everyday saya.

Hasil gambar untuk bayu skak
Jowo manis manja grup kecintaanqu 
Favorit saya waktu itu adalah video sms singkatan dan meso

“opoo kok LOL, iku kudu ngguyu”
“Opoo kok duduk HHILLR”
“Ha Ha Iku Lumayan Lucu Rek”

What a Legend.

Ketika Mas Bayu—biar akrab—kasih announcement kalo doski mau bikin film, saya langsung excited. Kek yang difikiran minceu tuh, mau itu film bagus kek, enggak kek, pokonya saya harus tonton. 

Jadilah saya mengirimkan proposal pengajuan nonton film ke dosen pembimbing saya yang lulusan Edinburgh University jurusan per-cgv-an. Di Edinburgh University, beliau satu kelas sama Nino Fernandez, dosennya Professor Fahri, ngajarnya pake Bahasa Indonesia, dan ketika beliau sedang mengajar, disela sebentar oleh Tatjana Saphira 

Hasil gambar untuk meme ayat ayat cinta 2
*skip.

Jangan salah, setiap film yang saya tonton harus melewati sensor beliau. Supaya setiap film yang saya lihat dapat memberikan manfaat serta membuat hidup saya lebih bermartabat. Namanya tidak boleh disebut, nanti kalian naksir. Saya kurang berkenan.

Gambar terkait

Waktu saya ajukan untuk nonton Yowis Ben, beliau sedikit sangsi, banyak mendengusnya. Sudah saya tebak sih, karena beliau ini orangnya suka hopeless duluan sama film Indonesia. Tapi saya tetep nekat maksa. Bahkan dalam hati udah niat, kalo ini manusia setengah kukang tidak mau, saya nekat nonton bioskop sendirian.

Tapi untungnya proposal saya di ACC juga. Alasannya “kangen denger Bahasa jawa” eh tapi kalau dipikir piker make a sense juga sih. setelah sebegitu sumpeknya saya mendengar anak gaul ngomong “ih anjiir lu!” akhirnya mungkin saja malam itu saya bisa medengar kata kata “makmu kiper” atau “ndasmu gondol” atau “lambemu cok” begitulah kira kira yang ada dalam benak luhur mulia kami berdua

Abis pulang kantor, kita langsung joss gandos pergi ke CGV Green Pramuka. Mall kesayangan akoh. Deket dari kosan, rada sepi, ada dum dum lagi. Kita berangkat tanpa ekspektasi apa apa. Cuma pengen bikin Bayu Skak senang. Gaada sama sekali pikiran buat bikin diri kita seneng. Kurang tulus apa kita berdua wak.

Hasil gambar untuk kumpulan meme nassar

Kita berdua telat nonton beberapa menit, karena beliau mengira filmnya jam 7.30, padahal aslinya 7.20pm. begitulah, manusia memang tempatnya khilaf dan lupa.

Pas kita berdua masuk bioskop, adegannya adalah Cak Kartolo dan Cak Sapari lagi makan pecel di warung ibunya Mas Bayu. Sumpah, aku rada kaget-amaze-kagum at the same time. Ide mengajak duo legend ludruk terbaik jawa timur itu keren banget! Mas Bayu kaya yang punya unggah ungguh gitu pada yang lebih senior.

Lagipula, cara Cak Kartolo dan Cak Sapari ngelucu, setipe dengan cara ngelucu H. Bolot dan Dodit. Effortless. Ga perlu mukul kepala orang pake Styrofoam, atau pake rahasia hidup orang buat bahan becanda. Ekspresinya datar-polos-suci dari hadas besar dan kecil, saling sahut sahutan omongan, tapi ajaibnya lucu. Saya saja ketawa, padahal konsentrasi saya terbagi dengan sibuk cari kursi nonton. Kelas deh!

Hasil gambar untuk cak kartolo dan cak sapari
Cak Sapari - Cak Kartolo
Dari sini, sepertinya saya punya firasat bahwa Tuhan tidak menyianyiakan ketulusan orang

Secara garis besar, film ini mengangkat tema tentang anak anak SMA dengan beragam masalahnya yang sebenarnya klise namun tetap bisa dinikmati tanpa bikin muntaber. Bayu si Pecel Boy, adalah seorang anak yatim yang tinggal dengan Ibu dan Pamannya di Kampung Jodipan. Ibunya jualan pecel dan Bayu menjajakannya di sekolah, makanya dia dijuluki Pecel Boy.

Jadi kalau kalian pacaran, jangan sembunyi sembunyi dibalik jalan. Nanti kalian dijuluki backstreet boy

Hasil gambar untuk backstreet boys
Backstreet Boys
Si Bayu naksir sama Susan, cewek cantik populer rambut panjang langsing tinggi tanpa kolesterol yang diperankan Cut Meyriska. Iya, si Hello Kittynya Mas Bram. Berbekal budi pekerti luhur dan saran ajaib dari Pamannya yang bahkan belum punya istri padahal hidupnya kayak yang udah diincer malaikat, Bayu yakin akan mendapatkan Susan.

Kalau di dunia saya sih, gamungkin sih ada anak populer tiba tiba melirik saya, kecuali anak populer itu sedang lupa minum antimo padahal mau naik kapal di pelabuhan merak.

Mas Bayu punya sahabat namanya Doni yang diperankan oleh Joshua Suherman dengan gemilang. Berhubung Joshua memang asli jawa timur, jadi logatnya sangat bisa mengimbangi Bayu.  Aktingnya tidak dibuat buat dan enak ditonton. Bahkan mungkin disini, yang aktingnya paling enak dilihat, ya si kakak Jojo ini. 

Selama sepersekian detik, tiba tiba saya mendengar lagu “terimakasih pada guru guruku……”

Hasil gambar untuk joshua oh joshua

jojo oh jojo. Setelah ingat film itu, yang bergaung ditelinga saya langsung Usia oh usia

Foto Qasidah Memes for All Occasions.

Tapi bukan berarti acting Mas Bayu jelek. Mas Bayu aktingnya juga diluar dugaan, tidak banyak yang kaku, mengingat ini adalah film kedua—atau ketiga—atau entahlah. terlihat bahwa Mas Bayu benar benar menguasai naskah yang konon memang dia sendiri yang buat.

Lagipula aktingnya sudah mulai terasah sejak dia bikin video-video lucu di youtube. Mungkin yang aneh adalah ketika dia ada adegan jadi mafia lari lari di museum angkut. Tapi masih bisa dimaafkan kok

Apalagi kalau lagi meso. oh iya saya lupa menjelaskan, meso disini adalah mengatakan hal hal yang sedikit kasar, tapi lucu juga in different way.

Oh iya, belum cerita tentang pacar aku; Brandon Salim. Parah sih, mukanya kinclong amat kek pake Tje Puk. Ga kira kira gantengnya. 

Foto Qasidah Memes for All Occasions.

Si Bebeb Brandon Salim berperan sebagai Nando. Meskipun masih kagok dengan logat jawa, terlihat kok usaha dia untuk belajar. Saya bilang begini karena membandingkan Bebeb Brandon dengan pemeran utama di sinet atau ftv yang ceritanya mereka tuh berasal dari Jawa. 

Sumpah, denger mereka (pemeran utama di sinet atau ftv)lagi ngomong medok jawa tuh bikin sakit hati tau. Saya saja, yang Jawa Tulen, jawa metal dan apalah kalian sebutnya, kalau ngomong medok ya ga segitunya. Mungkin ada sedikit penekanan pada huruf tertentu, tapi ya ga semua kata kita dibaca semedok itu. Dasar lebay.

Hasil gambar untuk brandon salim
Sayang

Nah kalo mas Brandon ini nggak. Saya ga tahu beliau ini asli mana, tapi masih enak didengar lah logatnya. Lagipula di awal cerita, dia sudah bilang kalau hidupnya pindah pindah. Kaya mantan, habis kehati saya, dia malah pergi ke hati lainnya.

Foto Qasidah Memes for All Occasions.

Lalu ada Yayan. Ahahahaha, tunggu saya ketawa dulu

Yayan diperankan oleh Mas Tutus Thomson. Kalau kalian lihat ekspresinya, yakinlah bahwa si Yayan inilah yang sering jadi moodbooster di film ini. Saya pertama kali lihat sosok Yayan itu, adalah drummernya Bayu Skak With The Band. Jadi, suatu kejutan melihat sosok Yayan dalam film ini. Kejutan lainnya adalah, Yayan seperti tidak terlihat baru didepan kamera. Aktingnya luwes, jarang garingnya karena berperan sebagai laki laki lemot polos dan penuh rasa tawakal.

Hasil gambar untuk tutus thomson
Babang Tutus, bukan Tulus
Di awal, sudah saya jelaskan bahwa sebenarnya saya khawatir kalau film ini akan seperti kebanyakan filmnya Raditya DIka—yang mohon maap—banyak garingnya. Tapi setelah film ini usai, saya keluar Bioskop dengan bahagia. Sama bahagianya dengan ketika keluar dari bioskop seusai nonton Dilan 1990 dan Peter Rabit.

Film ini sukses menciptakan jokes yang lebih banyak lucunya daripada garingnya. Konflik yang dibangun itu ringan dan mudah dipahami. Cara Bayu Skak meso, Joshua yang lagi nyinyir, Brandon yang ngasih kecap aja udah bikin ngakak manis, Tutus yang gausah ngapa ngapain udah lucu, Cak Kartolo, Cak Sapari, semuanya benar benar secara serius membuat film ini diluar ekspektasi. Bahkan, Adanya Indra Widjaya sebagai antagonis tapi tidak selebay yakuza jahatnya, menjadikan film ini lebih nyata. Lebih dekat dengan kita, ya jahatnya anak sekolah.

Memang ada cerita yang sedikit ngambang di tengah tengah. Yaitu pertengkaran Bayu dengan teman teman Bandnya. Agak nanggung menurut saya. Mungkin agak lebih “ngena” kalau dibuat lebih detail. Tapi para cameo-cameo (seperti siapa sih lupa namanya siapa, pokoknya beliau disana jadi tukang becak. Itu moodboster kdua setelah Yayan, asli) membuat film ini tetap dalam koridor yang sangat menyenangkan

Oh iya, soundtracknya! karena film ini menceritakan tentang anak anak sma yang mencari pembuktian diri dengan cara ngeband,maka banyak part dalam film dimana mereka sedang latihan band, manggung, dan lomba. 

Jangan kaget, kalo keluar bioskop, kalian langsung komat kamit nyanyiin lagunya. Bahkan meskipun kalian bukan orang jawa. Tidak hanya itu, masing masing pemain beneran bisa membawakan masing masing alat yang mereka mainkan dalam film. pantas saja mereka bisa menghayati banget. 

apalagi kakak jojo, caranya nggitar itu loh, jadi bikin

Gambar mungkin berisi: 1 orang, luar ruangan

“Saben bengi aku, gak iso turu, gak iso turu. Kelingan koncomu”

Yowis Ben sangat saya rekomendasikan kepada teman teman sekalian. Bukan karena saya orang jawa, bahkan kalaupun ada film yang berbahasa minang, batak, papua atau yang lain saya akan tetap excited. Kapan lagi kita lihat ada film yang bangga dengan budaya Indonesia kan?

Kalau kalian lihat film COCO yang berbahasa meksiko saja tidak masalah, lah mengapa menjadi suatu masalah ketika nonton film berbahasa Jawa?

Oke itu saja review dari Bita. Bita kasih nilai 7,8 untuk film ini.

Apakah kalian harus nonton film ini? Untuk kalian yang mau mendukung karya anak bangsa yang melestarikan budaya, untuk kalian yang lagi suntuk-stres tapi udah nonton Peter Rabit, untuk kalian yang mau ketawa dan rindu meso-meso, untuk kalian yang pengen nonton film komedi buatan anak bangsa yang berkualitas, Silahkan nonton ya!

Hasil gambar untuk yowis ben

Oh iya jangan lupa, kalau di bioskop, hindari melakukan sesuatu yang alay seperti meng-snapgram bagian-bagian cerita film. Soalnya selain Kamseupay, kalian bisa dipidanakan.

Satu lagi, kalau kalian orang baik dan bermartabat, setelah usai makan popcorn dan minum cola, ada baiknya sampahnya dibawa turun dan dibuang ditempatnya. Bisa banget membantu meringankan pekerjaan babang babang pembersih disana. Cari pahala kan ga harus di Mushola, wak!

Salam. B



1 komentar